Supplai daging sapi di Jepang sudah sangat melimpah dan satu-satunya cara adalah mengekspor ke luar negeri, berbalik dengan kondisi di Indonesia yang setiap tahun data mengenai konsumsi daging sapi tidak pernah cukup dan belum bisa swasembada daging karna masyarakat pedesaan belum diberikan kesempatan mengelola peternakan diatas 100 ekor lembu per kepala keluarga. Sedangkan seperti kita lihat di Japan satu perusahaan bisa mengelola hingga 5,000 ekor sapi.
Di Jepang sapi-sapi tersebut mempunyai standar dan aturan yang ketat peternakan sapi, setiap satu mempunyai sidik hidung/ pola moncong sapi (kalau manusia sidik jari) yang membedakan satu sama lain sapi-nya. tiap tiap sapi mempunyai sertifikat registrasi - entah ini berbiaya tinggi kalau di aplikasikan di Indonesia, tapi ini adalah salah satu bentuk profesionalisme dalam berternak sapi di Jepang. Tidak hanya mengenai memberi pakan setiap hari tapi juga termasuk didalamnya mempunyai silsilah jenis sapi dan keturunannya.
Pasar Daging sapi Wagyu sudah menurun di Jepang dan strategi mereka adalah menjual ke Pasar luar negeri yang masih terbuka luas bagi penikmat daging sapi Wagyu yang termasuk dalam salah satu Daging Sapi termahal di dunia. Berhasilkan petani jepang menjualnya ke Indonesia dalam program swasembada daging sapi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar